Untuk informasi dan aktivitas FFB terkini, tonton video terbaru di Channel Youtube kami. Subscribe Here!

Review 5 CM: Kasih Tak Sampai, Persahabatan, Impian, atau ?

Yupz… Akhirnya kesampaian juga bisa nonton film 5 cm. Tadi malam di studio XXI Bandung Indah Plaza, saya dan teman – teman saya sebut saja Alal, Icha, Adit, Joki, Fitri dan Belly. Oia, saya sendiri Raja.. hehehe, pasti blogger udah pada kenal kan? Tanpa basa-basi saya akan langsung mereview film ini.

Overall, film ini cukup bagus. film ini bercerita tentang 5 orang sahabat yang Genta (Fedi Nuril), Zafran (Herjunot Ali), Riani (Raline Syah), Arial (Denny Sumargo) dan Ian (Igor Saykoji). Film ini bermula dari persahabatan mereka yang sudah cukup lama hingga akhirnya salah satu dari mereka memutuskan untuk tidak berkomunikasi lewat apapun selama 3 bulan, dan mereka janjian untuk bertemu di salah satu tempat.

Ok, langsung kita mulai saja, film ini dibuka dengan cukup apik, serupa dengan Film Jomblo karya sutradara Hanung Bramantyo beberapa tahun silam. Dimulai dengan perkenalan secara naratif oleh tokoh Zafran yang memperkenalkan teman-temannya lalu memperkenalkan diri sendiri. dari awal sudah ketebak sepertinya pemain utamanya adalah Herjunot Ali. Dialog-dialog kurang penting yang terjadi dalam film ini, memang biasanya terjadi dalam kehidupan sehari-hari pertemanan dan menjadi bumbu humor yang segar dalam film ini, meski tak ada konsistensi dengan inti cerita. Sebaiknya sutradara kondang Rizal Mantovani tidak terlalu banyak menyisipkan dialog-dialog seperti itu.

Film yang diadaptasi dari novel berjudul sama karya Dhenny Dirgantoro ini, masih kurang cermat dalam penerjemahannya, Memang tidak mudah menerjemahkan sebuah novel ke dalam media visual. namun  sepertinya tidak berlebihan jika para sineas meniru atau mempelajari bagaimana gaya Hanung menerjemahkan Ayat-ayat Cinta ke dalam film, meski menuai banyak kontroversi tapi saya rasa, film ini masih yang terbaik dari segi penerjemahan novel ke film.

Tiba di pertengahan cerita, film ini belum menyuguhkan sesuatu yang WAH, selain dialog-dialog yang membuat penonton ketawa, hingga akhirnya tiba pada scene di alam Mahameru. Lokasi yang digunakan sangat bagus dan juga dikemas dengan apik dan indah, keindahan alam Mahameru menjadi daya tarik terkuat dalam film ini. Sama halnya dengan Laskar Pelangi yang mempu memamerkan Belitung, film ini pun bisa dikatakan berhasil memamerkan Mahameru.

Nah, bicara tentang alur, saya pikir setelah pendakian film ini akan berakhir begitu saja, namun ternyata tidak, konflik cinta kasih tak sampai antara Fedi Nuril yang mencintai Raline Syah, namun sebenarnya Raline Syah mencintai Herjunot Ali dan ternyata ada sosok lain yakni Pevita Pearce yang mencintai sosok Fedi Nuril. Scene ini digambarkan dengan sangat indah dan romantis, saat – saat Genta mengungkapkan segala curahan hatinya pda Riani, namun disaat itulah Genta menemukan jawabannya bahwa Riani sebenarnya mencintai Zafran. Zafran pun mendengar semua percakapan mereka di dalam tenda, setelah itu kamera mengarah kepada Arinda yang tiba-tiba mengalirkan air matanya, disitulah konfilik kasih tak sampai yang menurut saya ini adalah scene terbaik dalam film ini.

Banyaknya konflik yang hadir dalam film ini membuat, film ini tidak bisa dinikmati dengan sebenarnya, sebaiknya penerjemahana novel ke film bisa diambil satu sudut pandang saja, apakah itu tentang impiannya, persahabatannya atau kasih tak sampainya, karena menonton film ini sama seperti meringkas buku yang tebalnya puluhan halaman menjadi sekitar 2 jam, dan itu sangat tidak wajar.

Tapi, meski begitu film ini cukup baik dan recommended untuk ditonton karena banyak memiliki pesan moral tentang keberanian bermimpi dan bercita-cita yang akhirnya mampu diwujudkan, Andaikan saja untuk filmnya di stop/end sampai pendakian, mungkin film ini akan lebih terasa bagaimana dengan bersama dan tekad yang bulat bisa mewujudkan impian.

sebelum diakhiri, satu lagi, keberhasilan para cast dalam film ini, memainkan perannya dengan cocok dan sempurna, malah selama menonton saya sempat membayangkan kita semua menjadi mereka. Saya Raja sebagai Zafran, cocok banget dengan karakter saya, terus Alal sebagai Genta, lumayanlah wajahnya mirip2 dikit, Icha sebagai Riani, coz memang dia yang paling cantik dan paling suka kuah indomie, heheheh, terus Adit sebagai Arial, secara dia yang paling tinggi diantara kita semua, tp badannya masih gede Arial, terus Belly sebagai Ian, sama-sama  bulet, wkwkkwkw, Fitri sebagai Arinda, karena memang g ada lagi ceweknya, terus satu Raden Joki sebagai apa ya? Sutradara? Ah, kebagusan..!!! Ya udah dia sebagai dosen pembimbing Ian saja… heheheh

Akhirnya selesai sudah film ini di jam setengah sebelas malam, yach cukup puas lah… oia, lupa jgn lupa yang belum bayar makan di Texas bayar ya ke gue, 22.500… heheheheheh

Read Also :
Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi Jurnalis atau Entertainer namun malah tersesat di dunia Informatika

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke RajaSinema. Kami sangat senang jika anda berkenan meninggalkan komentar dengan bijak, tanpa link aktif, dan atau kata-kata kasar.