Untuk informasi dan aktivitas FFB terkini, tonton video terbaru di Channel Youtube kami. Subscribe Here!

15 Film Indonesia PALING KEREN 2015 Part 2

      Masih dalam suasana 15 Film Indonesia Paling Keren 2015. Markijut!!! Mari kita lanjut dari posisi 7 hingga posisi jawara. Nah yang belum simak posisi 8 hingga 15 bisa cek disini ya

16-01-04-11-18-49-474_deco

 

7. BULAN TERBELAH DI LANGIT AMERIKA (Maxima Pictures – Rizal Mantovani)

      Akankah dunia lebih baik tanpa Islam? Itulah yang harus dijawab oleh Bulan Terbelah di Langit Amerika, sebuah film yang diadaptasi dari novel karya couplepreneur Hanum Rais & Rangga Almahendra. Film ini mengambil latar kejadian WTC 11 September 2001 di New York, namun sama sekali tidak dimaksudkan untuk menguak tragedi tersebut. Bulan Terbelah mencoba menggambarkan bahwa Islam adalah agama yang penuh cinta damai lewat tokoh Ibrahim Hussein. Tidak seperti 2 film sekuel sebelumnya, Bulan Terbelah hadir tanpa perlu ceramah konvensional yang berlebihan. Kolaborasi Acha-Abimana-Nino-Hannah menjadi faktor utama kekuatan film ini yang membangun emosi dengan skenario yang kuat. Menariknya, Bulan Terbelah juga menyisipkan drama percintaan Nino-Hannah dengan cukup menarik dan tepat porsi. Awalnya saya sempat ragu film ini digarap oleh Rizal Mantovani, karena 2 film sebelumnya digarap apik oleh Guntur Soeharjanto. Meski secara visual, ekspektasi saya akan gambar yang mewah, cantik dan elegan khas Rizal Mantovani tidak terpenuhi dalam film ini.


6. HIJAB (Tim Dapur Film, Ampuh Entertainment, MVP Pictures – Hanung Bramantyo)

     Tenang!!! Ini bukan religi yang harus dikontroversikan. Ini jelas-jelas film komedi ala Hanung Bramantyo serupa Jomblo atau Get Married. Menarik memang, meski judulnya terkesan religi, Hijab penuh dengan komedi satir, cerdas, nakal, menggelitik namun juga memiliki momen dramatis yang pas. Permainan 8 garda depan (Zaskia Addya Mecca – Carissa Puteri – Natasha Rizky – Tika Bravani – Mike Lucock – Nino Fernandez – Ananda Omesh dan Dion Wiyoko) betul-betul mengalir. Jika ada penghargaan untuk film dengan ensemble cast terbaik, maka Hijab pantas menjadi juaranya. Peramuan skenarionya pun sangat apik. Hanung memang jagonya untuk mengolah isu-isu terkini menjadi sebuah tontonan yang ngepop. Sayangnya, film ini pun sempat diwarnai kontroversi dari pihak-pihak tertentu yang menganggap film ini menjelekkan Islam. Saya berani bilang, pasti lah pihak tersebut belum nonton Hijab secara utuh, nggak ada tuh bagian yang menjelekkan Islam. Hanung hanya memotret realitas yang ada dalam sebuah media audio visual, dimana disadari atau tidak, dipingkuri atau tidak, makna Hijab sudah cukup bergeser menjadi trend fashion bukan lagi sekedar kewajiban.


5. MENCARI HILAL (MPV Pictures, Studio Denny JA, Dapur Film, Argi Film, Mizans Production – Ismail Basbeth)

      Kemana kita harus mencari Hilal? Perjalanan menemukan hilal oleh pasangan anak dan ayah ini akan menyentuh siapapun yang menontonnya. Ismail Basbeth sangat berhasil memadukan Oka Antara & Deddy Sutomo di garda depan. Siapa bilang film religi akan menjemukan? Anda akan tertawa lepas menyaksikan perjalanan mereka. Hingga pada akhirnya, mereka dihadapkan pada perbedaan cara pandang untuk seluruh hal. Dalam contoh kecil, dalam hal mencari jalan di daerah orang lain. Oka Antara mewakili kaum muda masa kini yang kemana-kemana mengandalkan GPS, sementara Deddy Sutomo lebih baik bertanya pada orang sekitar. Mana yang lebih baik? Tragedi GPS ini pasti akan membuat anda tertawa lepas. Mencari Hilal mengajak saya untuk tetap duduk di kursi bioskop, hingga akhirnya Hilal ditemukan.

16-01-04-11-20-58-506_deco


4. JENDERAL SOEDIRMAN (Markas Besar TNI AD, Yayasan Kartika Eka Paksi, Padma Pictures – Viva Westi)

     Sebagai sebuah film biopik perjuangan memang tidak seheroik film-film biopik pahlawan seperti Soekarno. Ceritanya cenderung antiklimaks. Disaat penonton diajak merasakan gema gerilya perjuangan seorang Soedirman, di saat akhir, sang sutrdarara malah menjatuhkan ekspektasi penonton dengan endingnya. Terlepas dari itu, Soedirman masih tetap layak apresiasi sebagai sebuah film yang edukatif. Permainan para cast cukup mumpuni terlebih hadirnya Karsani, yang sejak kemunculannya mencuri perhatian saya. Pengenalan karakter tokoh-tokoh dalam film ini cukup baik. Dengan beberapa efek CGI yang memang tidak terlalu sempurna, Soedirman masih menyajikan visual yang sedap dan juga masih bisa mengundang tawa


3. 2014, SIAPA DI ATAS PRESIDEN (Mahaka Pictures, Dapur Film – Rahabi Mandra & Hanung Bramantyo)

     Seakan menggambarkan kacut marut suasana pemilu Indonesia pada tahun 2014, film ini hadir dengan berani. Mencoba mengungkap siapa sebetulnya di atas preiden film ini cukup cerdas menyentil isu-isu yang memang hangat dan sedang bergejolak di Indonesia. Seperti keterlibatan polisi dalam skandal-skandal negara dan kita buta akan kebenaran. Ray Sahetapi, Donna Harun, Atiqah Hasiholan, Maudy Ayunda, Donny Damara, Rizky Nazar, Rio Dewanto menjadikan film ini memang buka film basa-basi. It’s a action political thriller movie. Sebuah karya dari Hanung Bramantyo & Rahabi Mandra yang sangat layak apresiasi.


2. TOBA DREAMS (TB Silalahi Center, Semesta Production – Benni Setiawan)

     Jarang sekali film-film yang mengambil tema kearifan lokal dikemas dengan mewah. Benni Setiawan membuktikannya lewat Toba Dreams. Skenario yang cadas mampu menjalinkan toleransi antar umat beragama, menghargai hubungan dalam sebuah keluarga hingga mengeskplorasi Batak dengan ciamik. Performa para jajaran pemain seperti Vino G. Bastian, Marsha Timoty, Mathias Muchus, Jajang C Noer dan Boris Bokir terbilang cukup mumpuni. Meski termasuk dalam durasi yang panjang sekitar 2 jam, Toba Dreams tidak terjebak pada sebuah tontonan yang menjemukan. Rasanya tidak berlebihan jika saya sebut, Toba Dreams adalah karya Benni Setiawan paling keren sejauh ini.


1. 3, ALIF LAM MIM (FAM Pictures, MVP Pictures – Anggy Umbara)

     Sangat disayangkan film ini sepi penonton. Habis nonton film ini saya nggak bisa berkata-kata. Ini film Indonesia yang keren banget. Keren dari segala sisi. Premisnya menarik. Bagaimana keadaan Jakarta pada tahun 2036 jika mayoritas menjadi minoritas terutama Islam? Well, Anggy Umbara berhasil menerjemahkan ide tersebut ke dalam bahasa gambar yang cantik dan cerita yang memikat. Abaikan isu-isu murahan dari penyebar gosip yang tak bertanggung jawab yang menyangkutpautkan lamanya film ini bertahan di bioskop dengan boikot pemerintah yang merasa tersinggung dengan isi film ini.

16-01-04-11-23-37-338_deco


Itulah daftar 15 Film Indonesia Paling Keren 2015 versi Raja BlackWhite. Boleh beda pendapat, asal pastikan pendapat anda setelah nonton ya, di bioskop tentunya. Nah kalian, dari 15 Film Indonesia ini nonton yang mana aja? Atau ada film lain? Share disini yuk!!!

 


Read Also :
Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi Jurnalis atau Entertainer namun malah tersesat di dunia Informatika

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke RajaSinema. Kami sangat senang jika anda berkenan meninggalkan komentar dengan bijak, tanpa link aktif, dan atau kata-kata kasar.