Untuk informasi dan aktivitas FFB terkini, tonton video terbaru di Channel Youtube kami. Subscribe Here!

Review Moammar Emka's Jakarta Undercover: Pesta yang Tak Pernah Usai

     Sebagai ibukota negara, Jakarta kerap menjadi incaran para pendatang luar Jakarta untuk menggapai mimpinya. Orang-orang datang dari berbagai latar belakang, berbagai suku, juga berbagai usia mencoba peruntungan hidup di kota metropolitan ini. Kemacetan, hiruk pikuk, udara panas sudah menjadi keseharian yang nampak kasat mata. Namun siapa sangka, ada banyak sisi kehidupan Jakarta yang tidak semua orang lihat. Sutradara Fajar Nugros mencoba membaginya dalam film terbarunya, Moammar Emka’s Jakarta Undercover (selanjutnya MKJUC).

     Berawal dari Pras (Oka Antara) seorang wartawan yang merantau ke Jakarta dengan harapan menjadi “signifikan”. Perkenalannya dengan Awink (Ganindra Bimo), seorang penari latar yang ditolongnya dari kejaran preman, membawanya pada dunia Jakarta yang tak pernah ia sangka sebelumnya. Awink membawa Pras pada karakter-karakter unik yang menjadi bahan tulisannya untuk diserahkan kepada pimpinannya. Berhasilkah Pras menjadi siginifikan?

Tiket Nonton Moammar Emkas JUC
Tiket Nonton Moaamar Emka’s Jakarta Undercover

Karakter dan Akting

     Kecuali Richard Kyle, seluruh cast dalam MKJUC bermain dengan apik. Keunggulan terbesar dari film ini memang ada pada pemain yang mampu menyampaikan karakternya dengan sangat bagus. Perubahan ekspresi Oka Antara yang lugu, bingung, tertekan, kaget dan bahagia dalam menjalani hari-harinya untuk signifikan disampaikan dengan pas dan believable. Baim Wong berhasil pula menunjukkan tokoh Yoga yang tampak bahagia namun sesungguhnya kesepian. Sebetulnya, akting Baim Wong seperti ini sudah saya lihat di banyak sinetronnya, sehingga tidak terlalu mengejutkan.

     Yang mencuri perhatian adalah Ganindra Bimo. Dengan modal postur tubuh macho nan atletis serta bertato, Bimo melakoni Awink sebagai penari striptis di sebuah klub. Ia pun harus berperan sebagai banci. Tentunya, tantangan besar harus ia taklukkan, mulai dari gekstur tubuh, nada dan logat bicara harus ia ubah 180 derajat. Sempat memukau dalam Midnight Show, Bimo kembali menyuguhkan kualitas aktingnya yang mumpuni.

     Tak kalah hebat adalah Tiara Eve yang berperan sebagai Laura. Sebagai pendatang baru, Tiara Eve terbilang mulus melakoni semua perannya sepanjang film. Adegan terbaiknya adalah saat mandi. Bagaimana ia menggosok-gosokkan sabun ke badannya dengan cukup keras mengekspresikan bahwa dirinya kotor. Sebagai pelacur ia merasa hina, namun apa daya ia harus melakukan ini semua demi keluarganya. Karakter cewek dalam film ini tentu tidak hanya Tiara Eve, banyak juga pelacur-pelacur lainnya, yang paling diekspos adalah Nikita Mirzani. Meski singkat, Nikita terlihat serius untuk berakting. Nikita Mirzani termasuk salah satu aktor yang “dipake” karena keseksian tubuhnya, namun tetap tak melupakan kualitas aktingnya.

     Dari semua cast di atas yang berakting baik, masih ada satu yang mencuri perhatian. Mama San! Ya Mama San seorang germo yang diperankan baik oleh Agus Kuncoro. OMG, yach, ia berperan sebagai perempuan. Untuk bagian ini, dua jempol untuk penata rias dan make-up yang sangat detail merias Agus Kuncoro menjadi Mama San. Berharap, Mama San dibuat spin off nya, heheh.

JUC2
Laura (Tiara Eve) dalam salah satu scene. Sumber- capture trailer

Lalu bagaimana karakter tersebut bertautan?

     Pras yang terpaksa menolong Yoga dan membawanya ke rumah sakit, mau tidak mau masuk ke dalam inner circlenya Yoga. Yoga begitu mempercayai sahabat barunya itu, sementara untuk Pras ini adalah sebuah peluang referensi tulisannya untuk tetap menjadi signifikan. Di sisi lain, Pras dipertemukan dengan Laura oleh ringtone Twinkle di sebuah minimarket modern. Kisah ini berjalan sendiri-sendiri sampai pada akhirnya terdapat titik temu. Pras dan Laura saling mencintai, tanpa pernah Pras tahu siapa Laura sesungguhnya begitu juga sebaliknya. Cinta mereka asli tanpa rekayasa. Pras dan Laura menunjukkan bahwa cinta bisa hadir di mana saja dan kapan saja dengan ketulusan.

     Konflik mulai memuncak ketika Pras sudah menyerahkan tulisannya berjudul “Jakarta Undercover: Pesta yang Tak Pernah Usai’ demi membuat dirinya signifikan. Namun di sisi lain, ia merasa tulisannya tentu akan mengkhianati orang-orang di sekelilingnya. Ia pun meminta Djarwo (Lukman Sardi) pimpinannya untuk membatalkan tulisan tersebut. Scene ini adalah kesempatan emas untuk melihat kolaborasi akting Oka dan Lukman yang powerfull. Lukman Sardi, meski sedikit scene, ia mampu mengeksekusinya dengan maksimal.

     Pras gagal! Tulisan itu pun tetap tayang. Lalu bagaimana reaksi Yoga, Laura dan Awink? Orang-orang yang selama ini percaya terhadap Pras? MKJUC memberikan solusi atas permasalahan ini dengan sangat kreatif. Akan ada saatnya dimana kita begitu terharu melihat persahabatan Pras dan Awink. Adegan di atas rumah susun itu menjadi adegan paling mengharukan di MKJUC. Begitu simpatinya saya terhadap mereka berdua. Pada dasarnya, apapun casingnya manusia Jakarta tetaplah berhati. Pelajaran yang saya petik dari scene ini adalah ketulusan dan cinta seseorang harus kita hargai meski kita tak pernah tahu akhirnya akan seperti apa.

juc1
Adegan Pras dan Awink yang begitu menyentuh. Sumber: capture trailer

     Bicara perolehan penonton, MKJUC tidak terlalu menggembirakan. Selain layar yang terbatas, juga usia penonton yang segmented 21+. Mendengar film ini, orang akan langsung berasosiasi bahwa ini film seks. Beberapa teman saya pun urung menonton film ini. Padahal MKJUC tidak mengeksploitasi seks dan adegannya sebagai bahan utama jualan. Fajar Nugros justru berbicara tentang kemanusiaan. Bahwasanya karakter-karakter dalam MKJUC itu memang ada.

Sebuah film bukanlah bicara benar atau salah. Film adalah memotret fenomena atau menciptakan realitas. Atas dasar inilah, saya merasa ending film ini kurang greget. Fajar Nugros seakan ingin menunjukkan cinta sejati seorang Pras. Untuk film yang mengangkat karakter yang umum dianggap “bad”, maka sebaiknya tidak perlu ditegaskan konklusinya. Kalau boleh usul, saya lebih suka endingnya berahir saat Laura mendatangi orang terakhir yang booking dirinya yang ternyata adalah Pras. Diberikan adegan saling tatap, lalu berakhir. Ini akan membuka ruang tafsir bagi penonton, apakah Pras menghubungi Laura karena benar-benar kangen setelah berbagai kejadian yang menimpanya, ataukah Pras ingin memperlakukan Laura sebagamana pelanggannya karena ia tahu Laura seorang pelacur terlebih sebelumnya ada dialog yang emosional antara Yoga dan Laura.

     Terlepas dari segala kelebihan dan kekurangannya, MKJUC adalah puncak kenikmatan tertinggi Fajar Nugros dan seluruh insan film yang terlibat di dalamnya. Moammar Emka’s Jakarta Undercover adalah sebuah lingkaran pesta yang takkan pernah usai. Selalu ada klimaks berulang!

Read Also :
Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi Jurnalis atau Entertainer namun malah tersesat di dunia Informatika

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke RajaSinema. Kami sangat senang jika anda berkenan meninggalkan komentar dengan bijak, tanpa link aktif, dan atau kata-kata kasar.