Untuk informasi dan aktivitas FFB terkini, tonton video terbaru di Channel Youtube kami. Subscribe Here!

Review Jomblo (2017): Penebusan "Dosa" atas Versi Lama

     Ketika mengetahui film Jomblo (2006) akan dibuat kembali, saya cukup senang mendengarnya. Film ini merupakan salah satu film favorit saya pun termasuk film Hanung yang “jujur” banget. Namun ketika diumumkan jajaran cast utamanya, saya cukup pesimis. Seperti ada perasaan “enggak banget dech“. Kursi penyutradaraan yang masih dipegang Hanunglah, yang membuat saya tetap ringan kaki melangkah ke bioskop.

     Jomblo Reboot masihlah bercerita tentang tokoh yang sama yakni Doni (Richard Kyle), Agus (Ge Pamungkas), Olip (Deva Mahenra) dan Bimo (Arie Kriting) para mahasiswa yang menyandang status jomblo. Masalah timbul saat mereka berhasrat untuk memiliki kekasih. Persahabatan pun menjadi korban. Klise kan? Tapi tenang, Hanung selalu punya cara untuk mengemasnya menjadi menarik.

Akting

     Mau tidak mau kolaborasi pemain Jomblo Reboot pasti akan dibandingkan dengan kolaborasi di versi lamanya. Memang sulit menandingi Christian Sugiono, Ringgo Agus Rahman, Rizky Hanggono dan Dennis Adhiswara. Terlebih Richard Kyle yang difungsikan sebagai Christian Sugiono. Rasa-rasanya Adhitya Mulya dan Ifan Ismail yang dipercayakan menulis naskah film ini, sadar betul kemampuan Richard Kyle dalam berakting terutama berdialog. Seringkali dialognya hanya pendek dan sedikit bahkan di beberapa part dibuat “nggak jelas”. Taktik yang jitu untuk menyiasati Richard Kyle. Hanung Bramantyo yang mampu mengubah Julia Perez di Gending Sriwijaya rasanya kesulitan menaikkan level Richard Kyle dari film-film sebelumnya. Masalah siapa?

     Yang menarik adalah Ge Pamungkas. Aktingnya selalu pas dengan karakternya. Yang menggembirakan adalah Ge selalu menampilkan akting yang super bagus dikala menangani persoalan yang serius dibanding part komedinya. Serupa di film Mars met Venus, Ge berhasil mengeksekusi part drama dalam Jomblo Reboot. Berharap ke depan, ada produser/sutradara yang betul-betul mengoptimalkan kemampuan Ge dalam berakting dan memberikan tantangan peran yang jauh dari peran komikal.

     Arie Kriting dan Deva Mahenra menambah kesolidan pemain di Jomblo Reboot. Kehadiran Aurelie Moremans, Indah Permatasari hingga Natasha Rizky menjadikan Jomblo Reboot lebih berwarna. Namun yang lebih penting dari itu adalah Deswita Maharani. Jangan pernah lupakan teh Guti dan rotinya. She’s the real scene stealer!

     Hanung memang membuat film ini dengan pendekatan yang kekinian ditambah dengan kritik-kritik halus mengenai fenomena sosial yang terjadi. Terakhir kali menonton film yang Hanung banget adalah saat film “Hijab“. Meski kritiknya tidak senampol film Hijab (mungkin karena Hanung tak terlibat dalam penulisan), Jomblo Reboot masih dipenuhi dengan satir yang sukses bikin saya ketawa ngakak. The Real Comedy.

     Coba perhatian tokoh Jonur (Azis Doa Ibu). Ia diperkenalkan sebagai tukang penyebar hoax. Cukup ubah susunan dua huruf dari kata tersebut, kamu bisa nemu satu nama yang tentu akan bikin kamu bilang “oh iya ya“. Tidak bermaksud menyetujui atau kontra, hanya menunjukkan bahwa Hanung selalu punya cara untuk “menyindir”.

     Atau perhatikan dengan seksama kemunculan sebuah lagu yang dinyanyikan Agus saat ia masuk ke kelas Lani (Indah Permatasari). Begitu ketukan pertama saya bergumam “aduh ini lagu apa ya, kok nadanya familiar sekali“. Butuh waktu 3 detik untuk ngeh lagu itu dan saya sadar itu adalah “lagu kebangsaan”. Ini bagian terbaik dari Jomblo Reboot. Edan pisan, bisa kepikiran masukin lagu ini. Keren, keren dan keren!

     Yang tak kalah menarik adalah saat kejadian di kampung Arab. Agus dan Lani menyamar dengan pakaian yang identik dengan agama tertentu agar tak diketahui oleh Bimo. Saya menangkapnya, saat ini banyak orang yang menggunakan agama untuk kepentingannya sendiri. Hanung ingin memotret fenomena ini dengan sentilan yang segar dan sederhana melalui penyamaran Agus dan Lani.

     Sekedar cerita, Bimo menyukai Lani tanpa sepengetahuannya Lani berpacaran dengan Agus. Itulah mengapa mereka menyamar. Namun apa yang terjadi dalam penyamaran tersebut? Ternyata mereka bertemu dengan Bimo. Dooor, tebak apa yang terjadi? Berantem? Lagi-lagi Hanung gokil di sini. Sembah to Arie Kriting mengeksekusi scene ini dengan sangat baik.

Sumber: Capture Trailer

     Masih banyak sentilan-sentilun yang cukup mengena mulai dari wejangan Deswita  Maharani kepada Agus di paruh akhir film atau bahkan cukup dengan dialog “Amerika? Buat apa kau di perang kami?“.

     Jomblo Reboot memang terasa terburu-buru di awal film namun mulai berubah menjadi komedi yang asyik dengan jokes yang pas begitu masuk di paruh kedua. Hingga akhir Jomblo Reboot membuat perenungan akan arti cinta dan persahabatan. Hanung pun membuat “perempuan” menjadi lebih mulia dibanding versi lamanya, seakan penebusan dosa atas tafsirannya di Jomblo (2006).

Dunia tak butuh cowok sejahat Doni atau sepenakut Olip – Asri

     Pada akhirnya membandingkan Jomblo dan Jomblo Reboot tergantung pada penontonnya sendiri. Bagi saya keduanya masih sama-sama masterpiece dari seorang Hanung karena keduanya dibuat dengan pendekatan yang berbeda. Jomblo Reboot dibuat lebih kekinian agar generasi millenials juga mudah menerimanya. Mungkin ini juga salah satu alasan mengapa Richard Kyle harus hadir di sini agar para cewek-cewek (mungkin ada cowok juga) menikmati shirtless Richard Kyle dengan utuh. Eittts, tapi akan ada saatnya kamu iri terhadap salah satu tokoh di Jomblo Reboot, karena berhasil “memainkan” put*ng Richard Kyle. Upz Maaf, adek-adek gemes, ini film ratingnya D17+ ya.

     Film yang diproduksi oleh Falcon Pictures dan Dapur Film ini sedang tayang di bioskop. Jadi, bagi yang takut akan hantu, boleh dicoba film yang satu ini.

 

 

Read Also :
Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi Jurnalis atau Entertainer namun malah tersesat di dunia Informatika

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke RajaSinema. Kami sangat senang jika anda berkenan meninggalkan komentar dengan bijak, tanpa link aktif, dan atau kata-kata kasar.