Festival Film Indonesia (FFI) 2020 akan kembali digelar. Nominasinya sudah diumumkan pada awal November lalu dengan film Perempuan Tanah Jahanam mengumpulkan nominasi terbanyak yakni 17 nominasi. Disusul kemudian Susi Susanti - Love All sebanyak 13 nominasi, Imperfect 11 nominasi, Hiruk Pikuk si Al-Kisah (The Science of Fictions) 10 nominasi, dan film - film lain seperti Abracadabra, Mudik, Humba Dreams, Ratu Ilmu Hitam, Guru-Guru Gokil, dan Mekah I'm Coming di bawah 10 nominasi.
Penilaian FFI kali ini menggunakan sistem shorlist (daftar pendek). Para kurator memilih daftar pendek dari sejumlah film yang terdaftar. Lalu senarai nominasi hanya akan diisi dari film yang lolos daftar pendek. Yang menarik, selain memberikan daftar pendek, para kurator juga memberikan rekomendasi tambahan di beberapa unsur yang menurut mereka layak dijadikan nominasi. Selanjutnya, nominasi dari daftar pendek dan rekomendasi tambahan ini akan dipilih oleh juri perwakilan asosiasi perfilman.
Dari puluhan film cerita panjang baik yang tayang di bioskop, media streaming, atau pun pernah diikutsertakan festival, hanya ada 12 film saja yang berhasil masuk daftar pendek. Dan dari 12 film tersebut hanya Istri Orang yang sama sekali tidak berhasil tembus nominasi FFI 2020.
Baiklah, itu penjelasan singkat saja mengenai penilaian FFI tahun ini.
Di tulisan kali ini saya akan sedikit membuat prediksi pemenang FFI 2020 pada beberapa kategori yakni Film Cerita Panjang Terbaik, Sutradara Terbaik, Pemeran Utama Pria Terbaik, Pemeran Utama Perempuan Terbaik, Pemeran Pendukung Pria Terbaik, dan Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik.
Cekidot!
Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik - Christine Hakim (Perempuan Tanah Jahanam)
Ada 7 aktor yang masuk di kategori ini. Sebelumnya saya apresiasi performa Asmara Abigail di Mudik. Setelah berkali-kali kecewa dengan permainannya di film-film sebelumnya, Asmara Abigail akhirnya menunjukkan kalau ia 'bisa akting' di film yang tayang khusus di Mola TV ini.
Yang saya heran adalah masuknya Asri Welas. Sudah 2 tahun berturut-turut juri memilih Asri Welas di kategori ini. Tahun lalu lewat Keluarga Cemara dan tahun ini lewat Guru-Guru Gokil. Padahal kedua perannya termasuk yang biasa saja dan tidak istimewa, apalagi jika melihat nama-nama lainnya.
Tapi akan sangat menarik jika ternyata justru Asri Welas yang membawa pulang piala ini. Mungkin?
Akting almarhumah Ria Irawan di Mekah I'm Coming adalah kunci. Juri bisa saja memberikan penghargaan terakhir untuk beliau lewat kategori ini. Tapi, apalah artinya FFI tanpa Christine Hakim. Pada FFI 2015, Christine Hakim membawa pulang piala ini lewat aksinya di Pendekar Tongkat Emas. Saat itu, Ria Irawan (Bulan di Atas Kuburan) menjadi salah satu pesaingnya.
Pesona Christine Hakim tidak memudar. Pada FFI 2017, ia kembali membawa pulang kategori ini lewat Kartini. Dan saat itu, ia juga mengalahkan Marissa Anita yang kali ini masuk kembali lewat film yang sama dengan Christine Hakim.
Dan, saya duga piala citra untuk Pemeran Pendukung Perempuan Terbaik FFI 2020 akan jatuh pada Christine Hakim (Perempuan Tanah Jahanam).
Pemeran Pendukung Pria Terbaik - Yoga Pratama (Mudik)
Dari daftar ini, The Science of Fictions belum saya tonton karena memang filmnya belum beredar luas di bioskop atau media streaming. Dan kabarnya akan tayang pada 10 Desember 2020.
Sementara 6 nomine lainnya, saya tidak terlalu punya jagoan di kategori ini. Saya memang sempat terharu melihat Iszur Muchtar yang berperan sebagai bapak Susi Susanti. Kolaborasinya dengan Laura Basuki memang sangat apik.
Tak kalah mengejutkan ada nama almarhum Ade Firman Hakim yang masuk lewat Ratu Ilmu Hitam. Tanpa mengurangi rasa hormat saya pada profesionalisme sang aktor, menurut hemat saya seluruh pemain Ratu Ilmu Hitam tidak ada yang menonjol. Selain karena porsinya yang seimbang, juga karakterisasi pemain tidak didalami (selain hanya untuk dibunuh).
Masuknya Ade Firman Hakim, bisa saja sebagai penghormatan juri untuk karya terakhirnya. Dan mungkin akan melenggang mulus membawa pulang piala citra kategori ini.
Tapi pilihan saya jatuh pada Yoga Pratama yang begitu kuat di Mudik. Pada FFI 2008 ia pernah mendapat kategori ini lewat 3 Doa 3 Cinta, dan sepuluh tahun kemudian ia kembali masuk nominasi lewat Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak, meski ia harus mengalah pada persona Nicholas Saputra.
Pemeran Utama Perempuan Terbaik - Laura Basuki (Susi Susanti - Love All)
Saya jatuh cinta sama Mudik. Tidak terlalu istimewa memang, tapi di antara semua film Indonesia yang tayang di streaming, saya rasa Mudik yang terbaik.
Selain jatuh cinta sama filmnya, tentu juga pada pemainnya. Putri Ayudya punya range emosi yang sangat luas di Mudik. Kematangan aktingnya tentu meningkat pesat jika dibandingkan dengan Kafir: Bersekutu dengan Setan yang berhasil membawanya ke kategori ini pada FFI 2018. Sangat rela jika akhirnya ia mendapat piala citra pertamanya lewat film ini.
Putri Ayudya mungkin hanya dibayangi oleh Laura Basuki yang bermain sangat apik sebagai Susi Susanti. Bukan sekadar mirip-miripan, tapi Laura juga mampu membangkitkan ruh seorang atlet nasional. Ada usaha, riset, perjuangan yang begitu keras untuk mendalami peran-peran tokoh nyata. Maka, saya pun rela jika Susi Susanti - Love All membawa Laura meraih citra keduanya setelah sepuluh tahun lalu.
Tapi Jessica Mila yang sudah mengantongi piala Pemeran Utama Wanita Terpuji Festival Film Bandung 2020 pun nggak bisa dianggap remeh. Usaha dia menaikkan berat badan, mungkin bisa jadi nilai plus di mata juri.
Pemeran Utama Pria Terbaik - Gunawan Maryanto (The Science of Fictions)
Reza lagi, Reza lagi? Ya, gimana dong, memang dia bagus. Dua nomine tahun ini menunjukkan Reza piawai bermain apa saja dengan tantangan yang beragam. Ibarat nyanyi, ia sangat menguasai nada tinggi, pun juga nada rendah. Nggak banyak penyanyi yang bisa menaklukkan nada dengan range yang begitu lebarnya. Pun nggak banyak aktor yang bisa bermain dalam range emosi yang sangat luas, kecuali Reza Rahadian.
Nomine lainnya, Ario Bayu dan Dion Wiyoko memang sangat kuat perannya. Tapi menurut saya tak cukup untuk menyandang gelar pemeran utama karena fokus dan penceritaan filmnya tidak mengarah kepada mereka.
Sementara Ibnu Jamil yang baru saja mendapat Pemeran Pria Terpuji Film Televisi Festival Film Bandung 2020, mungkin bisa menjadi kandidat kuat karena permainannya yang menguras emosi dan meningkat jika dibandingkan dengan peran-perannya di FTV.
Tersisa Mountain Song dan The Science of Fictions. Sayang saya belum nonton keduanya. Tapi biarlah saya serahkan prediksi ini pada Gunawan Maryanto. Alasannya saya sangat suka film sebelumnya, Istirahatlah Kata-Kata yang tidak terlalu banyak 'berkata-kata' di FFI 2016.
Sutradara Terbaik - Joko Anwar (Perempuan Tanah Jahanam)
Saya kira Andrianto Dewo (Mudik) akan masuk di kategori ini. Ya masa iya, seluruh pemain yang diarahkannya masuk nomine keaktoran tapi sutradaranya enggak? Hehe.
Tapi ya sudahlah, toh siapa pun yang masuk, saya yakin piala akan dibawa pulang oleh Joko Anwar (Perempuan Tanah Jahanam). Dan mungkin akan menjadi piala citra keduanya sebagai Sutradara Terbaik setelah FFI 2015 (A Copy of My Mind).
Film Cerita Panjang Terbaik - Perempuan Tanah Jahanam
Dua tahun terakhir, pemenang Film Cerita Panjang Terbaik FFI selaras dengan film Indonesia yang dipilih Komite Oscar mewakili Indonesia untuk Best Foreign Language.
Pemilihan Marlina Si Pembunuh Dalam Empat Babak sebagai wakil Indonesia yang diumumkan sebelum puncak FFI menimbulkan spekulasi bahwa Marlina-lah yang akan menang FFI 2018. Dan ternyata benar, Marlina membawa pulang 10 piala dari 14 nominasi.
Tahun sesudahnya pun begitu. Pengumuman Kucumbu Tubuh Indahku sebagai wakil Indonesia di ajang Oscar, dilakukan sebelum puncak FFI. Spekulasi yang sama terbentuk. Dan lagi-lagi, Kucumbu membawa pulang 8 piala dari 12 nominasi.
Dan kesamaannya keduanya adalah kedua film tersebut mendapat nominasi terbanyak di tahunnya.
Hal yang sama juga berlaku pada Perempuan Tanah Jahanam. Beberapa hari setelah pengumuman nominasi FFI, Komite Oscar Indonesia yang diketuai oleh Garin Nugroho mengumumkan bahwa Indonesia akan mengirim Perempuan Tanah Jahanam untuk Oscar 2021.
Mungkinkah spekulasi yang sama terbentuk, mengingat Perempuan Tanah Jahanam pun mendapat nominasi terbanyak, jauh mengalahkan film lainnya?
Saksikan malam penghargaan Festival Film Indonesia pada Sabtu, 5 Desember 2020 di Youtube Channel Festival Film Indonesia.
Info:
- Tahun ini kata 'wanita' diubah menjadi 'perempuan'
- Semua gambar bersumber dari Instagram @festivalfilmid (kecuali yang disebutkan sumbernya)