Begitulah wejangan Ibu Sabar ketika anaknya Sabar merasa tidak adil jika ia harus memahami orang-orang di sekelilingnya, sementara ia sendiri tidak yakin apakah mereka melakukan hal yang sama padanya."Dunia tidak hanya berputar hanya untuk kamu"
Ya Sabar (Vino G. Bastian) memang harus banyak bersabar. Trauma masa lalu memang kadang membuat kita jalan di tempat. Tapi mau sampai kapan kita terjebak dan terkungkung dalam trauma tersebut.
Kisah Sabar dalam menjalani hari-hari penuh trauma ada dalam film Sabar Ini Ujian (2020) arahan Anggy Umbara
Menggunakan konsep time looping yang diklaim baru pertama di film Indonesia
Siapa yang lebih kaget, Astrid atau calon suaminya?/MD Pictures |
Untuk menceritakan Sabar yang terbangun di hari yang sama, film produksi MD Pictures ini menggunakan konsep time looping. Sebuah konsep yang akan terus mengulang adegan, hingga sang tokoh utama menemukan cara atau jalan keluar dari hari tersebut dan bertemu dengan hari esok.
Di ranah Hollywood sendiri, konsep seperti ini sudah umum digunakan meski mungkin tak banyak. Satu yang paling saya ingat adalah dwilogi Happy Death Day (2017, 2019).
Durasi yang disediakan Sabar Ini Ujian mencapai dua jam lebih, dan sekitar lebih dari setengahnya dihabiskan untuk repetisi adegan Sabar. Mulai dari telepon berdering dari sang Ibu (Widyawati), Sabar terbangun, ditelpon Billy (Ananda Omesh) temannya yang memastikan kalau Sabar pasti datang, masalah mobil rusak, datang ke nikahan Astrid, ledekan teman-temannya, dan.....segudang adegan lainnya.
Sesuai judulnya, menonton repetisi ini pun saya harus sabar. Ini ujian bagi saya, hehe.
Tentang ikhlas dan memaafkan
Beberapa transisinya kadang terasa kasar/MD Pictures |
Sebetulnya tidak ada masalah dengan konsep time loop yang digunakan film ini. Tapi untuk mencapai resolusinya film terlalu lama bertele-tele menjelaskan kejadian yang sebenarnya masih berada dalam konsep time loop. Tidak terlalu terasa dinamika pergerakan tokoh utama yang berusaha keluar dari masalah tersebut. Meskipun pada akhirnya Sabar menyadari bahwa kunci keluarnya adalah berdamai dengan masa lalu.
Sabar pun pergi menemui ayahnya (Adi Kurdi) yang sudah meninggalkan ia dan ibunya. Perlakuan ayahnya itu yang membuat Sabar agak susah menjalin hubungan dengan Astrid. Ia selalu takut kalau ia tidak bisa memberi kebahagiaan pada orang yang disayanginya.
Tapi ya itu harus dilakukan Sabar jika ia betul-betul ingin keluar dari hari yang sama dan bertemu hari esok. Berbincang dengan ayahnya dan mengikhlaskan apa yang sudah terjadi di waktu yang lalu.
Ikhlas! Itulah esensi film ini. Sabar berusaha ikhlas dengan apa yang dilakukan ayahnya, meski ia masih menyimpan satu pertanyaan 'Kenapa?'
Tapi esensinya direduksi oleh alasan ini...
Aku terpesona...terpesona.../MD Pictures |
Film yang tayang ekslusif di Disney+ Hotstar ini memang bergenre komedi. Tapi saya sendiri lebih larut dengan bagian drama keluarganya di bagian-bagian akhir film ini.
Saya salut Sabar bisa ikhlas dan memaafkan ayahnya. Tapi yang membuat saya sedih adalah alasan kenapa ayahnya melakukan itu. Penulis skenario membuat alasan tersebut dengan sok suci. Saya tidak akan menjelaskan kenapa, tapi intinya selama bertahun-tahun itu hanya sebuah kesalahpahaman yang terjadi.
Jadi saya heran kenapa harus dibuat begitu? Kenapa memang tidak dibuat ayahnya meninggalkan Sabar memang demi perempuan lain seperti yang Sabar yakini sedari awal. Toh pada esensinya hal yang butuh maaf kan memang kesalahan. Jikalau memang ayahnya tidak salah kenapa harus menunggu maaf dari anaknya.
Karena alasan nggak logis inilah, esensi ikhlas dan memaafkan dari film ini menjadi hambar, hampa, dan tanpa rasa.
Sebagai film yang menggunakan konsep time looping pertama kali, Sabar Ini Ujian sangat layak diapresiasi. Tapi kejelian dan ketajaman menuliskan hubungan sebab akibatnya perlu diasah lagi