Untuk informasi dan aktivitas FFB terkini, tonton video terbaru di Channel Youtube kami. Subscribe Here!

6 Hal Penting yang Harus Kamu Ketahui Seputar Festival Film Indonesia 2018

Untuk pertama kalinya, penyelenggaraan Festival Film Indonesia dilaksanakan oleh komite tetap yang ditunjuk oleh BPI.
Festival Film Indonesia (FFI) sebagai ajang perhargaan tertinggi bagi film Indonesia akan digelar sebentar lagi. Tahun ini merupakan yang ke-38 kalinya FFI dihelat sejak pertama kali lahir pada tahun 1955. Apa yang berbeda dari penyelenggaraan kali ini dibanding tahun-tahun sebelumnya?

Berikut fakta-fakta menarik yang harus kamu ketahui seputar Festival Film Indonesia 2018:

Komite tetap FFI

Untuk pertama kalinya, Badan Perfilman Indonesia (BPI) membentuk Komite Tetap FFI dengan menunjuk Lukman Sardi sebagai ketua. Didampingi Catherine Keng sebagai sekretaris, Edwin Nazir untuk urusan keuangan dan pengembangan usaha, Lasja F Susatyo untuk urusan program, Nia Dinata untuk urusan penjurian, dan Coki Singgih untuk urusan komunikasi. Komite akan bekerja selama tiga tahun hingga 2020.

Hal ini terobosan terbaru bagi FFI, mengingat di tahun-tahun sebelumnya FFI tidak memiliki komite tetap. Untuk ajang sebesar ini, FFI masih melakukan sistem pembentukan panitia secara ad hoc setiap kali ajang prestisius tersebut akan digelar.

Tentunya tugas mereka bukan hanya menyelenggarakan FFI semata. Mereka sudah menetapkan beberapa program seperti kanonisasi film Indonesia, pelatihan tingkat ahli bagi nomine, pembiayaan perfilman, kolaborasi komunitas, dukungan akses penjualan hak edar film, serta literasi dan apresiasi publik.

Bagi saya sendiri, pembentukan komite terasa seperti angin segar untuk penyelenggaraan FFI yang lebih tertata dan terorganisir.

Juri dan sistem penilaian

Komite Penjurian FFI yang dipimpin oleh Nia Dinata sudah melakukan kerja sejak Maret 2018. Mereka sudah mengumpulkan daftar film yang tayang di bioskop berbayar pada rentang waktu 1 Oktober 2017 – 30 September 2018. 

Selanjutnya daftar tersebut akan diberikan ke asosiasi profesi dan komunitas untuk dipilih sebagai rekomendasi film yang akan masuk nominasi FFI 2018. Penjurian untuk menghasilkan nominasi ditargetkan selesai pada 25 Oktober 2018.

Secara garis besar, sistem penjurian FFI kali ini tidak banyak berubah. 

Syarat film yang dinilai

Masuknya Posesif ke nominasi FFI tahun lalu sempat menuai reaksi protes dari berbagai pihak. Pasalnya Posesif adalah satu-satunya film yang belum tayang di bioskop secara reguler dan belum mengantongi STLS (Surat Tanda Lulus Sensor) hingga periode penilaian berakhir.

Nampaknya hal itu membuat komite FFI tahun ini memperjelas syarat film yang dinilai. Selain tayang pada rentang waktu yang sudah disebutkan di atas, film harus sudah mengantongi STLS. Bisa saya artikan, meski film sudah mengantongi STSL sebelum 30 September 2018 tapi belum diputar di bioskop berbayar, maka film terseebut tidak dinilai pada tahun ini.

Namun, definisi ‘bioskop berbayar’ yang dijelaskan Lukman Sardi bukan hanya bioskop raksasa seperti XXI, CGV, Cinemaxx saja, tapi juga mencakup bioskop alternatif (selama ia berbayar). Ditambahkan Lukman Sardi, kali ini produser tak perlu mendaftar karena semua film yang beredar sudah dicatat oleh komite FFI.

Menanggapi hal ini, saya tidak ragu kinerja komite FFI untuk mencatat film-film yang diputar di bioskop reguler. Namun bagaimana dengan film-film yang tayang di bioskop alternatif berbayar? Bukankah jumlahnya sangat banyak dan tak hanya diputar di satu kota. Bagaimana komite FFI mencatat film-film seperti ini?

Hal ini masih memungkinkan adanya celah film siluman (istilah untuk film yang belum tayang di bioskop reguler) untuk tetap masuk nominasi FFI 2018 sebagaimana yang sering terjadi di tahun-tahun sebelumnya.

Digelar di Jakarta

Setelah berkeliling ke berbagai daerah di Indonesia, FFI 2018 kembali ke Jakarta. Bukan tanpa alasan, selain banyaknya praktisi yang berkegiatan di ibukota pun bisa menghemat anggaran yang nantinya bisa dialihkan untuk kegiatan pengembangan perfilman lainnya.

Pengumuman nominasi pada 6 November 2018

Hasil kerja komite penjurian FFI akan membuahkan serangkaian nominasi yang akan diumumkan pada 6 November 2018. Pada saat yang bersamaan FFI pun akan menggelar malam apresiasi yang akan memberikan penghargaan kepada insan film, salah satunya memberikan apresiasi kepada kritikus film.

Malam apresiasi ini tentu berbeda dengan malam puncak yang akan diselenggarakan pada Desember 2018. Mengenai bentuk dan konsep detail acara malam apresiasi masih dalam tahap pembahasan komite FFI.

Total 23 Piala Citra dan dilapisi emas

Jumlah piala yang akan diberikan FFI kali ini sebanyak 23 buah dan semuanya akan dilapisi emas. Namun 23 jumlah piala ini belum dirinci untuk kategori apa saja, apakah ada perubahan atau masih sama dengan tahun sebelumnya.

Sembari menunggu FFI digelar, apa kamu mau membuat prediksi film-film apa saja yang akan masuk nominasi FFI 2018. Selamat memilih!

Read Also :
Pecinta Musik dan Film Indonesia yang bercita-cita menjadi Jurnalis atau Entertainer namun malah tersesat di dunia Informatika

Post a Comment

Terima kasih telah berkunjung ke RajaSinema. Kami sangat senang jika anda berkenan meninggalkan komentar dengan bijak, tanpa link aktif, dan atau kata-kata kasar.