Sebelum saya review filmnya, perlu diinformasikan bahwa film Warkop DKI Reborn ini dibagi menjadi dua bagian. Sebuah treatment yang pernah juga dilakukan Falcon Pictures pada film Benyamin Biang Kerok arahan Hanung Bramantyo (yang sayangnya sampai sekarang nggak ada lanjutannya).
Nroberid igal?
Ya kalau kalian bertanya-tanya apakah ini lanjutan dari Warkop DKI Reborn Jangkrik Boss part 1 & 2, maka jawabannya tentu saja bukan. Dengan hanya mengambil judul Warkop DKI Reborn tanpa embel-embel lain di belakangnya, film arahan Rako Prijanto (Asal Kau Bahagia, Sang Kiai) ini hadir dengan pemain baru dan juga cerita baru.
Adalah aktor Aliando Syarief yang dipercaya berperan sebagai Dono, Adipati Dolken sebagai Kasino, dan pendatang baru Randy Danishta sebagai Indro.
Ceritanya sendiri tentang seorang komandan polisi (Indro Warkop) yang sedang meneliti kasus besar. Ia pun memutuskan merekrut trio Dono-Kasino-Indro yang berprofesi penyiar radio sebagai agen rahasia yang akan membantunya. Jangan pernah tanya kenapa alasan mereka direkrut, karena sejak awal film ini dimulai, film nggak pernah benar-benar menunjukkan teori sebab-akibat yang logis untuk diterima akal sehat.
Idorap (hatne naridnis) aparebeb mlif aisenodnI relupop.
Dibuka dengan tagline khas warkop “Tertawalah sebelum tertawa itu dilarang”, sejatinya film ini haruslah bisa membuat tertawa. Untuk mencapai tujuan ini, Anggoro Saronto (yang ditemani sutradara) menuliskan naskah film ini dengan memberikan latar tentang dunia film itu sendiri. Serupa dengan film impor yang baru saya saksikan, Once Upon A Time in Hollywood. Dan jangan tanya bagaimana hasil akhirnya, karena jelas sekali Tarantino membuat Once Upon A Time in Hollywood sebagai surat cinta untuk dunia perfilman sekaligus refleksi diri, sementara Rako hanya untuk lelucon semata.
Meski begitu, pemilihan film-film Indonesia yang diparodikan patut saya puji. Beberapa judul yang dipilih adalah Pengabdi Setan (Rapi Films), Pendekar Tongkat Emas dan Ada Apa Dengan Cinta (Miles Films), hingga film sendiri Dilan dan Bumi Manusia. Tapi yang paling bikin saya ngakak sendirian di bioskop adalah ketika Warkop DKI Reborn menyindir cerita Ayat-Ayat Cinta 2.
Warkop DKI Reborn memberikan porsi lebih banyak untuk menyindir Ayat-Ayat Cinta 2 dibanding film lainnya. Alhasil ia berhasil melakukan ‘reka ulang’ cerita AAC2 ini dengan detail. Mulai dari muka terbakar, jadi pembantu di rumah sendiri, hingga operasi face off yang fenomenal. Buat kamu yang nonton film scifi-religi pertama di Indonesia ini pasti bakal relate banget dan dijamin terhibur.
Nggak hanya pada filmnya, salah satu karakter di Warkop DKI Reborn yang diperankan oleh Ganindra Bimo, disinyalir juga sebagai representasi sang pemilik film Ayat-Ayat Cinta 2. Eh tapi itu cuma dugaan saya saja ya.
Gnitka aynnaremep hibel sugab anam?
Dua seri Warkop DKI Reborn sebelumnya garapan Anggy Umbara mendapuk Abimana Aryasatya sebagai Dono, Vino G. Bastian sebagai Kasino, dan Tora Sudiro sebagai Indro. Jika dibandingkan dengan mereka, trio Aliando-Adipati-Randy masih kalah chemistry ketika mereka tampil berbarengan. Tapi sebagai perseorangan, mereka bertiga cukup mampu memainkan karakter Warkop DKI.
Dan kredit lebih nampaknya perlu diberikan pada Aliando Syarief. Ia mampu tampil maksimal bukan sekadar mirip secara fisik, pun mampu mengontrol emosi untuk tidak terlalu over dalam berakting. Sekali lagi, kudos Aliando!
Ahaayy..reviewnya terbagi dua, bacanya dibagi dua….