Spin off, istilah yang mungkin jarang kamu dengar tapi tanpa sadar kamu pernah menonton film jenis ini.
Kamu tentu pernah menonton film Annabelle bukan? Ia adalah sosok hantu yang meneror manusia dengan menggunakan media boneka. Tapi apakah kamu tahu di film apa pertama kali sosok Annabelle ini muncul?
Ya, kamu benar! Annabelle pertama kali muncul dalam film The Conjuring.
Pengertian singkat spin off
Annabelle bisa dikatakan merupakan spin off dari The Conjuring. Sebuah film dikatakan spin off jika film tersebut menceritakan karakter yang diambil dari film lain. Lalu karakter tersebut dibuatkan kisah tersendiri dengan porsi penceritaan yang fokus pada dirinya.
Selain Annabelle, contoh lain yang populer adalah Minions yang diambil dari film Despicable Me.
Lalu apakah film spin off juga populer di film Indonesia?
Beberapa contoh spin off film Indonesia
Mungkin spin off memang belum sepopuler remake, reboot, atau sekuel. Tapi bukan berarti film Indonesia nggak punya jenis seperti ini.
Berikut beberapa contoh film Indonesia yang merupakan spin off dan film induknya.
1. Asih (2018)
Asih adalah sosok hantu yang suka memangsa anak kecil. Karakter ini pertama kali diperkenalkan dalam Danur (2017) yang diperankan oleh Shareefa Danish.
Yang menarik sosok Asih ini berlanjut pada perilisan sekuelnya, Asih 2, yang tayang di bioskop akhir tahun 2020 lalu.
Dan info terbaru, Ivana, sosok hantu lain dari Danur Universe juga sedang dalam proses produksi.
2. Milly & Mamet (2018)
Siapa yang tidak kenal dengan karakter Milly dalam film remaja legendaris Ada Apa Dengan Cinta?? Karakternya yang cenderung lemot alias telmi (bahasa remaja 2000-an) menjadi ikon tersendiri di geng Cinta.
Karena keunikan karakternya inilah, Miles Film yang bekerja sama dengan Starvision membuat film khusus tentang dirinya. Ceritanya berkembang dari Milly yang remaja lemot menjadi seorang ibu dan istri dari Mamet.
3. Story of Kale: When Someone’s in Love (2020)
Bahkan penampilan Ardhito di film ini berhasil memikat juri Festival Film Tempo lho/Visinema Pictures |
Film Indonesia 2020 sebetulnya dibuka dengan cukup menjanjikan. Film Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini (NKCTHI) ini sukses meraih jutaan penonton. NKCTHI ramai diperbincangkan di media sosial, meski penerimaan para reviewer terhadap film ini cukup beragam.
Kesuksesan NKCTHI membuat Visinema Pictures tak butuh waktu lama untuk membuat spin off salah satu karakternya. Ia adalah Kale (Ardhito Pramono), karakter yang menarik penonton karena dikenal dengan tingkah ghosting-nya. Atau lebih tepatnya pemberi harapan palsu pada Awan (Rachel Amanda).
4. Arini by Love Inc (2022)
Kok jadi lompat ke sci-fi?/Visinema Pictures |
Walau tidak sukses secara komersial, Love for Sale (2018) karya Andibachtiar Yusuf, berhasil menjadi perbincangan para pengamat film. Pasalnya film ini cukup berani menampilkan kehidupan sosok perjaka berusia 40 tahun yang belum menikah. Karakter perjaka tersebut diperankan oleh Gading Marten sekaligus mengantarkannya meraih piala citra Pemeran Utama Pria Terbaik FFI 2018.
Yang nggak kalah menarik adalah karakter Arini yang disewa oleh perjaka tersebut untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Di film lanjutannya Love for Sale 2, Arini masih difungsikan sebatas 'pelayan', hanya saja kliennya yang berbeda.
Barulah di film Arini by Love Inc, latar belakang Arini dijelaskan seutuhnya. Jadi siapa sesungguhnya Arini?
5. 12 Cerita Glen Anggara (Coming Soon)
Jika diminta menyebutkan satu film yang paling dahsyat terkena pandemi, maka saya akan jawab Mariposa (2020). Bayangkan saja, film yang menduetkan Angga Yunanda dan Adhisty Zara ini sedang digilai oleh para penonton.
Sayangnya film yang tayang pada awal Maret ini harus terhenti karena bioskop tutup di awal-awal pandemi. Menurut catatan terakhir, Mariposa berhasil mengumpulkan lebih dari 500 ribu penonton hanya dalam beberapa hari penayangannya.
Meski terhenti pandemi tidak membuat Starvision menyerah begitu saja pada Mariposa. Setelah filmnya kini bisa disaksikan di layanan streaming legal, Mariposa membuat film khusus untuk karakter Glen Anggara yang diperankan Junior Roberts.
Lalu kenapa film spin off bisa dibuat?
Dari beberapa literatur yang saya baca, sebagian besar produser membuat spin off karena karakter tersebut menarik dan mendapat perhatian khusus dari penonton. Selain itu, film utamanya juga laris di pasaran. Dan berharap akan mengulang sukses yang sama di film spin off-nya.
Tapi jika berkaca pada beberapa contoh di atas, nampaknya alasan kedua paling cocok kenapa produser film Indonesia membuat film seperti ini.
Nah, sekarang kamu sudah tahu pengertian spin off dalam film. Jika kamu punya karakter favorit yang ingin dibuatkan spin off-nya sila tambah di kolom komentar ya. Siapa tahu ada produser yang tertarik membuatkannya.